Kenapa Harus Pendidikan Matematika?


Kenapa harus guru? Guru matematika lagi? Sekarang guru honorer kurang dihargai loh, yakin masih jadi guru. Mungkin itulah pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan kepada saya. Seperti saat saya pertama kali ngajar di sma 3 cirebon, seorang siswi kelas 12 sedang ngobrol dengan teman di depan koperasi dan saya duduk disebelahnya. Kemudian tak lama kami berkenalan dan siswi tersebut menanyakan hal umum itu
 “bu, kenapa matematika. Bukannya guru mtk itu sering didoain gak baik biar gak masuk” kata siswa itu.
“kata siapa? Guru mtk itu guru yang paling dinanti-nanti loh padahal kalo masuk” jawabku
“iya tah bu? Nggak ah bu, biasanya pada doain biar sakit perut, dll biar ga masuk”
“maksudnya nanti-nanti masuknya jangan sekarang :D “ jawabku sambil ketawa.
Oke back to the content.
Awalnya saya sendiri tidak pernah bercita-cita menjadi guru malah cenderung alergi, apalagi kalo melihat dari segi finansial. Saya sendiri dulu selalu bermimpi kalo gak jadi teknisi ya kuliah dibidang IT.
Sebelum akhirnya saya menikamti peran sebagai guru. Dan benar yang dikatakan dosen-dosenku, nanti kalian juga akan menemukan alasan tersendiri nikmatnya jadi guru.
Oke, kita balik lagi nih ke alasan kenapa harus guru matematika. Berdasarkan alurnya mah, saya fikir mungkin inilah jalan yang Tuhan pilihkan untuk saya. Jadi dulu saya sempat mau kuliah jurusan Mekatronika (bagian dari Teknik Mesin), dan sudah ketrima di salah satu politeknik yang cukup ternama di jakarta, namun karena kondisi finansial keluarga tidak mencukupi jadi otomatis, saya harus bijak untuk tidak memaksakan diri, dan ketemulah di unwagati Crb ternyata ada fakultas teknik juga dan biaya semesternya cukup terjangkau persemeter sekitar 3jutaan sedang kalau di jakarta sekitar tigakali lipatnya. Oke, tetapi saat daftar dipilhan pertama saya adalah pendidikan mtk sedang teknik sipil saya taro di pilihan kedua jadi otomatis saya harus masuk ke pilihan kedua. Tapi memang alasan lainnya dari dulu juga udah minat sama mtk dan kalo gak ke teknik, IT ya paling mentok paling ke mtk. Awalnya saya sampai cari 10 ptn dan pts dengan prodi mtk terbaik dan salah satunya di univ Muhamadiyah Malang, saya juga di terima disana namun kali ini alasannya orang tua melarang karena kejauhan, jadi mungkin memang, ini takdir Tuhan untuk saya. Karena aku pikir jika mengikuti saran orang tua, kita tidak akan tersesat, selagi pilihannya masih relevan dengan impian kita.
Terus penah nyesel gak? Biacara penyesalan, di semester 1-3 sempet nyesel dan pernah pengen pindah fakultas teknik juga. Namun seiring berjalannya waktu saya bisa menerima semuanya. Benar kata orang waktulah yang akan menyembuhkan segalanya, jadi jangan pernah cemas memikirkan masa depan dan jangan melihat masa lalu sebagai penyesalan. Karena semua baik dan buruknya masa lalu adalah bagian dari kita, dan untuk setiap langkah yang kita putuskan, kita harus selalu optimis dengan langkah yang kita ambil. Karena kita sebagai manausia tidak pernah tau dengan pasti mana langkah yang salah dan mana yang benar, karena kita hanya mengetahui melalui prasangka sedang Tuhanlah yang lebih mengerti kemana kita sebaiknya. Maka bersyukur, kerja keras dan selalu berprasangka baik kepada Allah, adalah cara tebaik kita untuk menikmati hidup kita.


Posting Komentar

0 Komentar