Cerita Pengalaman "Sidang Skripsi" 2019



Selasa 01 Oktober 2019, akhirnya sidang skripsi juga setelah sekian banyak drama yg sudah dilalui akhirnya sarjana juga 😅. Pasti banyak pertanyaan bagaimana rasanya sidang? jujur kalau saya sebenarnya biasa saja karena memang kan skripsi dibuat oleh kita sendiri. Namun itu berlaku hanya beberapa hari sebelumnya saja. Giliran malam sebelum sidang tetap saja saya tidak bisa tidur, dan akhrinya saya memaksakan tidur tapi tidak bisa juga. Apalagi sebelumnya saya sudah mendengarkan spoiler tentang sidang dari teman-teman yang sudah sidang pada gelombang pertama dan kedua. Oh ya saya mengikuti sidang ketiga karena beberapa faktor salah satunya sempat stuck di bab 4.

Mengenai skripsi bagi saya tidak ada kata susah atau gampang hanya perlu dilukukan dengan giat dan sabar. Saya jadi ingat kata-kata quotes yang mungkin udah tidak asing bagi kalian. "Kuliah itu bukan balap-balapan lulus" dan kalau kata-kata dari aku adalah "setiap orang mempunyai garis waktunya masing-masing" begitu pun dengan skripsi ada yang memang selesai cepai ada juga yang lama. Namun tidak dibenarkan untuk mengolok satu sama lain, karena setiap judul dan setiap pembimbing punya tantangannya masing-masing.

Karena di kampus saya sidang dilakukan  dengan sistem sidang tertutup jadi setelah pembukaan saya menunggu giliran masuk ke dalam ruangan sidang atau ruang majelis.
Dan kaena saya dapat urutan ke-6 dari 9 peserta majelis sidang skripsi. Jadi lumayan lama saya harus menunggu sambil deg-degan. Jujur sebenarnya yang bikin deg-degan karena ketua dewan pengujinya adalah prof.
Sebenarnya yang membuat kita panik itu karena sudah mendengarkan mengenai bagaimana pengalaman teman yang sudah sidang. Padahal setiap orang punya cerita sendiri mengenai pengalaman sidang. Maka dari itu ketika kalian membacar pengalamanku, jangan bayangkan kamu akan seperti aku juga.


Akhirnya saya dapat giliran sidang juga. Dan ketika saya masuk ke dalam saya hanya ada dua dosen dewan penguji sedang ketua dewan penguji sedang keluar. Secara keseluruhan saya dapat menjawab semua pertanyaan, walaupun satu kali saya salah paham memaknai pertanyaan dari penguji dan untungnya karena salah satu dari penguji adalah dosen pembimbing1 jadi di luruskan maksud dari pertanyaannya, dan sayapun jadi mengerti dan mampu menjawab. Alih-alih saya sudah tenang. Ternyata karena tadi saya hanya diuji oleh dua dewan penguji, akhirnya setelah sidang selesai saya harus menghadap prof untuk presentasi ulang dan alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Pada intinya yang terpenting itu sopan santun, arif dalam bicara artinya tidak terlalu ngegas namun tidak terlalu kecil juga, dan yang penting juga kita harus benar-benar menguasai skripsi yg kita buat.

Yudisium atau pengumuman kelulusan dilaksanakan tak lama setelah sidang berlangsung yaitu pada pukul 15.00. Dan finnaly kabar baik, semua lulus dengan IPK tertinggi 3,6 dan terendah 2,7. Saya termasuk jajaran mana? ya pada golongan menengah keataslah 😅.
Ada hal yang membuat terharu ketika kita dipanggil oleh Ketua Prodi Pendidikan Matematika dengan nama dan berikut gelar. Mungkin bagi sebagian orang norak, tapi bagi saya ini cukup haru.




Akhir kata saya ucapkan kepada orang tua terutama ibu saya, kaka-kaka saya. Dosen Pembimbing saya. Teman-teman mahasiswa pendidikan matematika UGJ 2015. Dan semua pihak yang selalu ada dan selalu mendukung Fika. Semoga jalan ke depannya selalu di Ridhoi Allah swt. See you on top guys.
love you all 😘



















Posting Komentar

0 Komentar