Puisi: Hari yang Tak Sama



Foto by Yudgas from pexels

Oh hanya hari yang tak sama.
Angin tertiup ke arah mana saja yang ia kehendaki.
Awan masih berjalan mengkuti kemana kita melangkah.
Langit tetap langit.
Bumi masih tetap bumi.
Kamu tetaplah kamu.

Aku entah apa, entah siapa.
Entah aku siapa, entah kamu bagaimana.

Jarum detik masih bergerak entah sampai ke ujung mana.
Jantung masih berdetak sesuai irama.

Pikiran masih tajam mengingat setiap luka
 yang belum kering nampaknya.
Maafkan hati yang selalu merasa tersakiti
oleh cinta yang memang tak berhak kumiliki.
Terima kasih untuk setiap harap yang selalu kau penuhi 
walau akhirnya kau pergi tanpa permisi.

Pada hari yang tak sama, mari kita ingat yang baik saja.

Ilustrasi Cerita:
Hal yang tak dapat kita kendalikan saat jatuh cinta adalah kepada siapa kita akan jatuh cinta. Termasuk mencintai pacar orang lain. Ya saya pernah mencintai seseorang yang sudah memiliki pasangan, walau pada akhirnya kita berakhir dengan tanpa kejelasan. Namun kenangan-kenangan itu nampaknya tak bisa lepas dari hari-hariku.

Setiap perhatian dan perilaku baiknya selalu membuatku lupa bahwa aku hanya orang kedua. Sehingga aku merasa bahwa aku adalah orang yang tersakiti olehnya padahal ada hati yang lebih tersakiti atas hadirnya diriku.

Kita memang tidak pernah mendeklarasikan aku siapa, dia siapa. Kita hanya dua orang manusia yang dipertemukan pada waktu yang tidak tepat. Entah hubungan apa yang sedang aku jalani dengannya.Ketidakjelasan membawa kita pada suatu ketika dimana semua terasa bias.

Dan akhirnya aku telah sampai di sana. Diujung waktu perpisahan dengannya, dia pergi tanpa permisi. Dan untuk hari-hari berikutnya mari kita ingat yang baik-baik saja walaupun hubungan kita tak baik nampaknya.




ditulis oleh Fika Rz
find me on wattpad and instagram@fika_rz

Posting Komentar

0 Komentar