Semua Orang Adalah Guru

 "Semua orang bagiku adalah guru. Bahkan pemabuk pun adalah guru bagiku. Dengan dia mabuk dan nyungsep di comberan dia telah mengajarkanku agar tidak menjadi pemabuk." Sepenggal kalimat yang saya kutip dari penulis terkenal yang banyak di kenal kaum milenial yang mungkin dengan karyanya yang fenomenal “Dilan”.  Pidi Baiq.

 

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Saya sangat setuju dengan beliau bahwa benar semua orang adalah guru. Namun tidak semua orang mampu mencapai pada pola pikir beliau, karena dengan menganggap semua orang guru dengan kata lain kita menganggap diri kita adalah murid yang selalu haus ilmu dari orang lain. Jika semua orang adalah guru maka kita harus menggap diri kita adalah murid, mungkin tidak semua orang tidak memiliki kerendah hatian sepeerti itu. Seringkali malah kita melihat setiap orang menganggap dirinya adalah seorang guru karena merasa lebih baik, dan lebih unggul enah itu secara keilmuan, akhlak dll.

Setiap orang menganggap dirinya guru hanya untuk menggurui sejatinya orang tersebut belum memaknai apa itu guru yang sesungguhnya. Lalu kapan seseorang bisa di anggap guru? Siapapun orangnya marilah kita anggap guru, agar kita senantiasa menggambil hikmah bahkan dari seorang pemabuk atau pencuri. Karena mengambil hikmah adalah sebuah mutiaranya kehidupan. Sehingga tidak ada lagi celah bagi kita untuk tidak bersyukur dan menyerah.

Jika semua orang adalah guru, maka siapa muridnya? Setiap murid adalah guru, dan setiap guru adalah murid. Rumit bukan konsep ini? Adanya murid karena ingin mengambil ilmu dari guru. Dan setiap guru adalah sosok yang selalu ingin berbagi ilmu dengan yang lain. Maka untuk berbagi ilmu sangat penting bagi guru untuk selalu belajar dan belajar untuk di ajarkan. Maka ketika seorang guru sudah berhernti belajar atau sudah puas dengan keilmuannya yang segitu-gitu saja, maka diragukan jiwa keguruannya.


Posting Komentar

0 Komentar